TEKHNIK KORELASI PHI
(PHI COEFFECIENT CORRELATION)
1.
Pengertian
Teknik korelasi Phi adalah salah satu teknik analisa korelasional
yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar
dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain:
variable yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni; misalnya: Laki-laki-Perempuan,
Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, Menjadi Pengurus Organsasi- Tidak Menjadi
Pengurus Organisasi, Mengikuti Bimbingn Tes-Tidak Mengikuti Bimbingan Tes, dan
seterusnya. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin
menganalisa data tersebut dengan menggunakan Teknik Analisa Korelasional Phi,
maka variable tersebut harus diubah menjadi Variabel Diskrit.
2.
Lambangnya
Besar-kecil, kuat-lemah atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variable
yang kita selidiki korelasinya, pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukan oleh
besar-kecilnya Angka Indeks Korelasi yang dilambangkan dengan huruf
(Phi). Seperti halnya rxy dan Rho,
maka
besarnya juga berkisar antara 0,00 sampai
dengan
1,00.
3.
Rumusnya
a)
Rumus pertama:
Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung atau mencari
kita
mendasarkan diri pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat pada Tabel
Kerja (table perhitungan).
b)
Rumus kedua:
Rumus ini dipergunakan apabila dalam menghitung
kita mendasarkan diri pada nilai proporsinya.
c)
Rumus ketiga:
Rumus ketiga kita pergunakan apabila dalam mencari
kita lebih dahulu menghitung harga Kai Kuadrat
(X2); Kai Kuadrat itu dapat diperoleh dengan rumus:
X2=
fo = frekuensi
yang diobservasi atau observed frequency, atau frekuensi yang diperoleh dalam
penelitian.
ft = frekuensi teoritik atau theoretical frequence, atau frekuensi
secara teoritik.
4.
Cara Menberikan Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi Phi (
)
Pada dasarnya, Phi merupakan Product moment Correlation. Rumus
untuk menghitung Phi merupakan varisi dari rumus dasar Pearson sebagaimana yang
telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu, yaitu:
rxy =
Berhubungan dengan itu, maka Phi Coefficient
itu dapat diselesaikan dengan cara yang sama dengan "r" Product
Moment.
5.
Contoh Cara Mencari ( menghitung) Angka Indeks
Korelasi Phi.
a)
Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan
mendasarkan diri pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat dalam
Tabel Kerja ( Tabel Perhitungan)
Misalkan dalam suatu kegiatan penelitian yang
antara lain bertujuan untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat
korelasi antara kegiatan mengikuti Bimbingan Tes yang dilakukan oleh para siswa
lulusan SMA dan Prestasi mereka dalam Tes Ujian Masuk Perguruan Tinggi Agama Islam
Negri (UMPTAIN), dalam penelitian yang telah ditetapkan sampel sejumlah 100
orang lulusan SMA, berhasil diperoleh data sebagaimana tertera pada Tabel V.13.
TABEL V.13. Data Mengenai Hasil Tes UMPTAIN
Para Lulusan SMA yang
Mengikuti Bimbingan Tes dan yang tidak
Mengikuti Bimbingan Tes.
Status
Prestasi
|
Mengikuti Bimbingan Tes
|
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
|
Jumlah
|
Lulus Tes UMPTAIN
|
20
|
20
|
40
|
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
|
25
|
35
|
60
|
Jumlah
|
45
|
55
|
100=N
|
Kita rumuskan lebih dahulu Ha dan Ho
nya:
Ha : Ada
korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMA dalam Bimbingan
Tes dan keberhasilan mereka dalam Tes UMPTAIN.
Ho : Tidak
ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMA dalam
Bimbingan Tes dan keberhasilan mereka dalam Tes UMPTAIN.
Karena
Phi di sini akan dihitung berlandaskan pada frekuensi selnya, maka
masing-masing sel yang terdapat pada Tabel V.13. itu kita persiapkan lebih
dahulu. Di sini kita lihat: frekuensi sel a = 20; b = 20; c = 25 dan d = 35.
Rumus
yang kita pergunakan adalah:
=
TABEL V.14. Tabel Perhitungan untuk Mencari
Angka Indeks Korelasi Phi, yang Didasarkan Pada
Frekuensi Sel-nya.
Status
Prestasi
|
Mengikuti Bimbingan Tes
|
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
|
Jumlah
|
Lulus Tes UMPTAIN
|
20
a
|
20
b
|
40
|
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
|
25
c
|
35
d
|
60
|
Jumlah
|
45
|
55
|
100=N
|
Dengan mensubstitusikan a,b,c, dan d ( yaitu
frekuensi sel) ke dalam rumus, maka:
0,082
Interpretasi:
di sini kita anggap sebagai rxy.
df = N – nr = 100 – 2 = 98 ( Konsultasi Tabel
Nilai "r"). Dalam table tidak dijumpai df sebesar 98; karena itu kita
pergunakan df sebesar 100. Dengan df sebesar 100, diperoleh rtabel
pada taraf signifikasi 5% = 0,195, sedangkan pada taraf signifikasi 1% = 0,
254. Dengan demikian
yang kita peroleh (yaitu: 0,082) adalah lebih
kecil jika dibandingkan dengan rtabel (yaitu: 0,195 dan 0,254).
Dengan demikian Hipotesa Nol diterima/disetujui. Berarti tidak terdapat
korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para siswa lulusan SMTA dalam
Bimbingan Tes, dan Prestasi yang mereka capai dalam Tes UMPTAIN.
Dengan
memperhatikan kembali frekuensi sel dalam tebel V.14. dapat kita tarik
kesimpulannya bahwa keberhasilan para siswa lulusan SMTA dalam Tes UMPTAIN itu
secara signifikan tidak ada hubungannya (tidak dipengaruhi) oleh ikut-tidaknya
mereka dalam kegiatan Bimbingan Tes Masuk Perguruan Tinggi.
b)
Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan
mendasarkan diri pada Nilai Proporsinya.
Seperti telah disebutkan di muka, rumus yang
kita pergunakan di sini adalah sebagai berikut:
=
Jika data yang tertera pada Tabel V.13. kita
pergunakan lagi di sini, maka Tabel Perhitungan yang kita pergunakan adalah;
TABEL V.15. Tabel Perhitungan untuk
Memperoleh Angka Indeks Korelasi Phi dengan Mendasarkan Diri pada Proporsinya.
Status
Prestasi
|
Mengikuti Bimbingan Tes
|
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
|
Jumlah
|
Lulus Tes UMPTAIN
|
20
=
= 0,200
|
20
=
= 0,200
|
40
p = 0,400
|
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
|
25
=
= 0,250
|
35
=
= 0,350
|
60
q = 0,600
|
Jumlah:
|
45
p' = 0,450
|
55
q' = 0,550
|
100
= 1,000
|
Dari Tabel V.15. telah berhasil kita peroleh:
Alpa = 0,200; Beta = 0,200; Gamma = 0,250;
Delta = 0,350;
(
(
(
(
P=0,400; q=0,600; p'=0,450; q'=0,550.
Kita masukkan ke dalam
rumus:
=
(Hasilnya persis sama)
c)
Cara Mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi
Phi dengan memperhitugkan Kai Kuadrat..
Pertama-tama perlu dikemukakan di sini bahwa
pembicaraan mengenai Kai Kuadrat secara lebih rinci akan dikemukakan pada bab
yang membicarakan tentang Teknik Analisa Komparasional. Karena itu Kai Kuadrat
di sini sekedar diperkenalkan sebagai suatu proses perhitungan atau pengolahan
data.
Jika
perhitungan
didasarkan pada
harga Kai Kuadrat, maka rumus yang kita pergunakan adalah sebagai beriku
=
Sekali lagi, bahwa apabila data yang disajikan
pada Tabel V.13. kita pergunakan lagi di sini, maka untuk memperoleh harga Phi
dengan menggunakan Kai Kuadrat, Tabel Perhitungan dan proses perhitungannya
adalah sebagai berikut:
TABEL V.16. Tabel Perhitungan untuk
Memperoleh Angka Indeks Korelasi Phi
dengan Memperhitungkan Harga Kai Kuadrat.
Status
Prestasi
|
Mengikuti Bimbingan Tes
|
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
|
Jumlah
|
Lulus Tes UMPTAIN
|
20 1
|
20 2
|
40 = rN
|
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
|
25 3
|
35
4
|
60 = rN
|
Jumlah:
|
45=
cN
|
55=
cN
|
100=
N
|
Seperti telah dikemukakan di atas, maka rumus untuk
mencari Kai Kuadrat adalah sebagai berikut:
X2 =
Adapun proses perhitungan untuk memperoleh
harga Kai Kuadrat dapat diperiksa pada Tabel V.17.
Dari Tabel V.17. kita peroleh
Karena harga
Kai Kuadrat adalah =
Sedangkan telah kita peroleh
Sebesar
0,6733 maka dengan sendirinya harga Kai Kuadrat yang kita cari adalah = 0,6733;
atau: X2 = 0,6733. Dengan demikian
dapat kita peroleh, dengan jalan
mensubstitusikan harga Kai Kuadrat ke dalam tabel.
TABEL V.17. Proses Perhitungan Untuk
Memperoleh Harga Kai Kuadrat.
Sel
|
fo
|
f t =
|
(f0 – ft)
|
(f0 – ft)2
|
|
1
2
3
4
|
20
20
25
35
|
|
+2
-2
-2
+2
|
4
4
4
4
|
0,2222
0,1818
0,1481
0,1212
|
Jumlah
|
100=N
|
100 = N
|
0
|
-
|
0,6733=
|
Rumus Phi:
=
= 0,082 (Hasilnya persis sama)
d)
Cara Mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi
Phi dalam keadaan khusus.
Yang dimaksud dengan keadaan khusus di
sini ialah bahwa dalam Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan untuk mencari Phi ternyata
salah satu distribusinya terbagi seimbang (yaitu: p' = 0,500 dan q juga =
0,500). Dalam keadaan khusus semacam ini, maka Phi dapat dihitung dengan rumus
yang sederhana, yaitu:
=
TABEL V.18. Tabel Kerja untuk Mencari Phi
di mana Salah Satu Distribusinya Terbagi Seimbang ( Keadaan Khusus).
Status
Prestasi
|
Mengikuti Bimbingan Tes
|
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
|
Jumlah
|
Lulus Tes UMPTAIN
|
21
= 0,210
|
19
= 0,190
|
40
p = 0,400
|
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
|
29
= 0,290
|
31
= 0,310
|
60
q = 0,600
|
Jumlah:
|
50
p' = 0,500
|
55
q' = 0,550
|
100
= 1,000
|
Dari Tabel V.18.
ini kita ketahui: Alpha (
= 0,210; Beta (
) = 0,190;
Gamma
= 0,290; Delta
= 0,310; p = 0,400 dan q = 0,600. Dengan
demikian Phi dapat kita peroleh sebagai berikut:
=
=
=
=
=0,020
Jika kita
konsultasikan dengan Tabel Nilai "r" Product Moment akan ternyata
bahwa
lebih kecil
daripada rtabel; jadi Hipotesa Nol disetujui. Berarti tidak ada
korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para siswa lulusan SMA dalam
kegiatan Bimbingan Tes dan Prestasi yang mereka capai dalam Tes UMPTAIN.
Referensi:
Ø Sudijono, Anas.
Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.