Senin, 20 April 2020

ELEKTROKIMIA

Di bawah ini ada penjelasan materi ELEKTROKIMIA, silahkan play dan pahami!
A. Sel volta
B. Sel elektrolisis

Setelah kalian baca materi mengenai ELEKTROKIMIA, silahkan isi soal di bawah ini! 
  • Soal masuk kehadiran dan daftar nilai
Soal wajib di isi semua siswa




Daftar nilai 3 Tugas materi Reaksi REDOKS
-klik di gambarnya dan perbesar.  Nilai meliputi kelas X RPL, TKJ 1 dan TKJ 2
- Nilai yang masih kosong silahkan hubungi ibu melalui wa.  No nya minta ke teman yang punya. Yang menghubungi nilai yang masih kosong saja,  yang nilai nya ada semua jangan hubungi ibu.
- Gambar daftar nilainya silahkan kalian simpan dan share ke teman"nya.


Senin, 06 April 2020

Belajar Kimia

Petunjuk Umum:


  1. Bacalah dan pahami materi kimia mengenai "REAKSI REDOKS" pada LKS hal. 2 atau internet. 
  2. Di atas ada video pembelajaran mengenai reaksi redoks, jika kalian tidak memahami belajar sendiri putar hingga selesai atau bisa di putar ulang lagi sampai kalian paham.
  3. Setelah memahami materi tersebut, isilah pertanyaan-pertanyaan di kolom soal. 
  4. Jika telah selesai mengisi semua pertanyaan, jangan lupa klik "KIRIM" , akan muncul seperti gambar di bawah ini! 
  5. Setelah muncul seperti gambar diatas, maka jawaban anda telah terkirim. Jika tidak seperti itu ulang lagi, yang sudah muncul seperti itu tidak usah di ulang lagi. 
SOAL KIMIA WAJIB ISI SETIAP SISWA! 

Kamis, 02 April 2020

SOAL KIMIA kelas X

Petunjuk Umum :

  1. Bacalah dan pahami materi kimia mengenai "HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI" pada LKS halaman 34, jika tidak punya LKS bisa searching di internet. 
  2. Setelah memahami materi tersebut, isilah pertanyaan-pertanyaan di kolom KIMIA Kelas X (3 April '20) dengan tepat berupa soal ESSAY tidak ada skor benar, penilaian relatif dinilai manual oleh guru, siswa hanya mengisi saja.  Penggunaan huruf bebas mau kapital mau tidak yang penting di isi. 
  3. Setelah isi semua klik kirim , akan muncul seperti di bawah ini : 
  4. Setelah muncul seperti gambar diatas maka jawaban yang telah di isi terkirim. Kemudian close. 
SOAL KIMIA WAJIB DI ISI SETIAP SISWA

Rabu, 01 April 2020

Pemodelan Arus Lalu Lintas dengan Persamaan Diferensial



Oleh : Lely Nurlaely
            Di saat weekend atau holiday telah tiba, siapa sih yang tak mau jalan untuk berlibur bareng keluarga, teman, sahabat, maupun pasangan ? Pastinya semua orang ingin itu terjadi di kala stress melanda karena pekerjaan maupun tugas sekolah. Seiring keinginan orang untuk pergi berlibur, jalan pun kian ramai, arus lalu lintas pun kian memadati. Kebayang bukan jalan akan seperti apa dengan jumlah penduduk dan setiap tahunnya begitu banyak jumlah peningkatan kendaraan di negara ini (Indonesia). Jangan jauh-jauh sampai melibatkan negara, di kota sendiri saja sudah memadati jalan yang mengakibatkan kemacetan.
            Tahukah anda arus lalu lintas bisa di modelkan ke dalam ilmu matematika ? matematika yang merupakan ilmu tentang  mempelajari  besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan pada suatu bilangan. Matematika pun dijuluki sebagai ratu segala ilmu, sifatnya yang fleksibel, dinamis, mengimbangi perkembangan zaman dan banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari seperti hal nya masalah yang akan dibicarakan yaitu arus lalu lintas. Gimana caranya arus lalu lintas di modelkan ke ilmu matematika? Yaitu salah satunya dengan menggunakan persamaan diferensial. Persamaan diferensial  adalah suatu persamaan yang melibatkan turunan dari satu atau lebih variabel terikat yang berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Dimana persamaan diferensial ini dibagi menjadi 2 berdasarkan banyaknya variabel bebas yaitu persamaan diferensial biasa yang hanya melibatkan turunan biasa dan persamaan diferensial parsial yang melibatkan turunan parsial. Persamaan diferensial parsial pun dibedakan menjadi dua jenis yaitu persamaan diferensial parsial linear dan non linear.
            Dipandang model deterministik arus lalu lintas berbentuk persamaan diferensial parsial

(1)
atau
(2)


Dengan

Kamis, 26 November 2015

Korelasi Phi



TEKHNIK KORELASI PHI
(PHI COEFFECIENT CORRELATION)

1.      Pengertian
Teknik korelasi Phi adalah salah satu teknik analisa korelasional yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain: variable yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni; misalnya: Laki-laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, Menjadi Pengurus Organsasi- Tidak Menjadi Pengurus Organisasi, Mengikuti Bimbingn Tes-Tidak Mengikuti Bimbingan Tes, dan seterusnya. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisa data tersebut dengan menggunakan Teknik Analisa Korelasional Phi, maka variable tersebut harus diubah menjadi Variabel Diskrit.

2.      Lambangnya
Besar-kecil, kuat-lemah atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variable yang kita selidiki korelasinya, pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukan oleh besar-kecilnya Angka Indeks Korelasi yang dilambangkan dengan huruf   (Phi). Seperti halnya rxy dan Rho, maka  besarnya juga berkisar antara 0,00 sampai dengan  1,00.

3.      Rumusnya
a)      Rumus pertama:  
Rumus ini kita pergunakan apabila  dalam menghitung atau mencari kita mendasarkan diri pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat pada Tabel Kerja (table perhitungan).
b)    Rumus kedua:  
Rumus ini dipergunakan apabila dalam menghitung  kita mendasarkan diri pada nilai proporsinya.


c)     Rumus ketiga:  
Rumus ketiga kita pergunakan apabila dalam mencari  kita lebih dahulu menghitung harga Kai Kuadrat (X2); Kai Kuadrat itu dapat diperoleh dengan rumus:
X2=
fo  =  frekuensi yang diobservasi atau observed frequency, atau frekuensi yang diperoleh dalam penelitian.
ft = frekuensi teoritik atau theoretical frequence, atau frekuensi secara     teoritik.


4.      Cara Menberikan Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi Phi ( )
Pada dasarnya, Phi merupakan Product moment Correlation. Rumus untuk menghitung Phi merupakan varisi dari rumus dasar Pearson sebagaimana yang telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu, yaitu:
                        rxy =  
Berhubungan dengan itu, maka Phi Coefficient itu dapat diselesaikan dengan cara yang sama dengan "r" Product Moment.
5.      Contoh Cara Mencari ( menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi.
a)      Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat dalam Tabel Kerja ( Tabel Perhitungan)
Misalkan dalam suatu kegiatan penelitian yang antara lain bertujuan untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi antara kegiatan mengikuti Bimbingan Tes yang dilakukan oleh para siswa lulusan SMA dan Prestasi mereka dalam Tes Ujian Masuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negri (UMPTAIN), dalam penelitian yang telah ditetapkan sampel sejumlah 100 orang lulusan SMA, berhasil diperoleh data sebagaimana tertera pada Tabel V.13.
TABEL V.13. Data Mengenai Hasil Tes UMPTAIN Para Lulusan SMA yang
Mengikuti Bimbingan Tes dan yang tidak Mengikuti Bimbingan Tes.

           Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
           Jumlah
Lulus Tes UMPTAIN
20
20
40

Tidak Lulus Tes UMPTAIN
25
35
60
Jumlah
45
55
100=N

Kita rumuskan lebih dahulu Ha dan Ho nya:
Ha :      Ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMA dalam Bimbingan Tes dan keberhasilan mereka dalam Tes UMPTAIN.
Ho :      Tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMA dalam Bimbingan Tes dan keberhasilan mereka dalam Tes UMPTAIN.
            Karena Phi di sini akan dihitung berlandaskan pada frekuensi selnya, maka masing-masing sel yang terdapat pada Tabel V.13. itu kita persiapkan lebih dahulu. Di sini kita lihat: frekuensi sel a = 20; b = 20; c = 25 dan d = 35.
            Rumus yang kita pergunakan adalah:
             =
TABEL V.14. Tabel Perhitungan untuk Mencari Angka Indeks Korelasi Phi, yang                             Didasarkan Pada Frekuensi Sel-nya.

           Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
           Jumlah
Lulus Tes UMPTAIN
20
a
20
b
40

Tidak Lulus Tes UMPTAIN
25
c
35
d
60
Jumlah
45
55
100=N

Dengan mensubstitusikan a,b,c, dan d ( yaitu frekuensi sel) ke dalam rumus, maka:
         0,082
Interpretasi:  di sini kita anggap sebagai rxy.
df = N – nr = 100 – 2 = 98 ( Konsultasi Tabel Nilai "r"). Dalam table tidak dijumpai df sebesar 98; karena itu kita pergunakan df sebesar 100. Dengan df sebesar 100, diperoleh rtabel pada taraf signifikasi 5% = 0,195, sedangkan pada taraf signifikasi 1% = 0, 254. Dengan demikian  yang kita peroleh (yaitu: 0,082) adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan rtabel (yaitu: 0,195 dan 0,254). Dengan demikian Hipotesa Nol diterima/disetujui. Berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para siswa lulusan SMTA dalam Bimbingan Tes, dan Prestasi yang mereka capai dalam Tes UMPTAIN.
     Dengan memperhatikan kembali frekuensi sel dalam tebel V.14. dapat kita tarik kesimpulannya bahwa keberhasilan para siswa lulusan SMTA dalam Tes UMPTAIN itu secara signifikan tidak ada hubungannya (tidak dipengaruhi) oleh ikut-tidaknya mereka dalam kegiatan Bimbingan Tes Masuk Perguruan Tinggi.
b)      Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada Nilai Proporsinya.
Seperti telah disebutkan di muka, rumus yang kita pergunakan di sini adalah sebagai berikut:
                    =  
Jika data yang tertera pada Tabel V.13. kita pergunakan lagi di sini, maka Tabel Perhitungan yang kita pergunakan adalah;
TABEL V.15. Tabel Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi Phi dengan Mendasarkan Diri pada Proporsinya.

           Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
           Jumlah
Lulus Tes UMPTAIN
20
 =  = 0,200
20
 =  = 0,200
40
p = 0,400
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
25
 =  = 0,250
35
 =  = 0,350
60
q = 0,600
 Jumlah:
45
p' = 0,450
55
q' = 0,550
100
= 1,000

Dari Tabel V.15. telah berhasil kita peroleh:
Alpa = 0,200; Beta = 0,200; Gamma = 0,250; Delta = 0,350;
 (              (                      (                      (
             P=0,400;        q=0,600;             p'=0,450;           q'=0,550.
                        Kita masukkan ke dalam rumus:
               
               =  (Hasilnya persis sama)
c)      Cara Mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi dengan memperhitugkan Kai Kuadrat..
Pertama-tama perlu dikemukakan di sini bahwa pembicaraan mengenai Kai Kuadrat secara lebih rinci akan dikemukakan pada bab yang membicarakan tentang Teknik Analisa Komparasional. Karena itu Kai Kuadrat di sini sekedar diperkenalkan sebagai suatu proses perhitungan atau pengolahan data.
            Jika perhitungan didasarkan pada harga Kai Kuadrat, maka rumus yang kita pergunakan adalah sebagai beriku
                         =
Sekali lagi, bahwa apabila data yang disajikan pada Tabel V.13. kita pergunakan lagi di sini, maka untuk memperoleh harga Phi dengan menggunakan Kai Kuadrat, Tabel Perhitungan dan proses perhitungannya adalah sebagai berikut:
TABEL V.16. Tabel Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi Phi    
dengan Memperhitungkan Harga Kai Kuadrat.

           Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
           Jumlah
Lulus Tes UMPTAIN
           20              1

              20           2
40 = rN

Tidak Lulus Tes UMPTAIN
           25            3    
            35           4

60 = rN

 Jumlah:
           45=
            cN
55=
cN
100=
N

Seperti telah dikemukakan di atas, maka rumus untuk mencari Kai Kuadrat adalah sebagai berikut:
                        X2 =
Adapun proses perhitungan untuk memperoleh harga Kai Kuadrat dapat diperiksa pada Tabel V.17.
Dari Tabel V.17. kita peroleh Karena harga Kai Kuadrat adalah =  Sedangkan telah kita peroleh  Sebesar 0,6733 maka dengan sendirinya harga Kai Kuadrat yang kita cari adalah = 0,6733; atau: X2 = 0,6733. Dengan demikian  dapat kita peroleh, dengan jalan mensubstitusikan harga Kai Kuadrat ke dalam tabel.
TABEL V.17. Proses Perhitungan Untuk Memperoleh Harga Kai Kuadrat.
Sel
fo
f t =
(f0 – ft)
(f0 – ft)2
1

2

3

4
20

20

    25

    35
+2

-2

-2

+2
4

4

4

4
0,2222

0,1818

0,1481

0,1212
Jumlah
100=N
100 = N
0
-
0,6733=










Rumus Phi:
             =
    = 0,082 (Hasilnya persis sama)
d)     Cara Mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi dalam keadaan khusus.
Yang dimaksud dengan keadaan khusus di sini ialah bahwa dalam Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan untuk mencari Phi ternyata salah satu distribusinya terbagi seimbang (yaitu: p' = 0,500 dan q juga = 0,500). Dalam keadaan khusus semacam ini, maka Phi dapat dihitung dengan rumus yang sederhana, yaitu:
                                    =
  TABEL V.18. Tabel Kerja untuk Mencari Phi di mana Salah Satu Distribusinya Terbagi Seimbang ( Keadaan Khusus).

           Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
           Jumlah
Lulus Tes UMPTAIN
21
 = 0,210
19
 = 0,190
40
p = 0,400
Tidak Lulus Tes UMPTAIN
29
 = 0,290
31
 = 0,310
60
q = 0,600
 Jumlah:
50
p' = 0,500
55
q' = 0,550
100
= 1,000


                             Dari Tabel V.18. ini kita ketahui: Alpha (  = 0,210; Beta ( ) = 0,190; Gamma  = 0,290; Delta  = 0,310; p = 0,400 dan q = 0,600. Dengan demikian Phi dapat kita peroleh sebagai berikut:
 =  =  =  =                                                =0,020

                             Jika kita konsultasikan dengan Tabel Nilai "r" Product Moment akan ternyata bahwa lebih kecil daripada rtabel; jadi Hipotesa Nol disetujui. Berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para siswa lulusan SMA dalam kegiatan Bimbingan Tes dan Prestasi yang mereka capai dalam Tes UMPTAIN.


           


























Referensi:
Ø  Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.